Rabu, 03 Desember 2014

Anak Sekolah

          Di suatu sekolah dasar yang terdapat mata pelajaran Matematika .
Guru : " anak-anak sekarang buat jam di buku masing-masing "
Murid : " baik bu guru ". Jawab mereka serempak . Tiba-tiba salah satu siswa yang cedal L dan T maju kedepan dan bertanya pada guru tersebut , dengan suara lantang dia berkata  " bu kao bua jam nya koak-koak boeh ?" ( "bu ,kalau buat jam nya kotak-kotak boleh? ") . Guru pun bingung akan pertanyaan dari siswa tersebut dan tak menjawab pertanyaan nya . Akan tetapi semua siswa malah tertawa mendengar pertanyaan siswa tersebut ,karena tidak mendapatkan jawaban dari sang guru siswa cedal pun duduk kembali kebangku nya dan ikut tertawa bersama teman nya.

Minggu, 09 November 2014

makna kata sampah dalam puisi " Itu Sampah atau Apa? "

Pada bait 1 : bermakna tentan  sampah seperti sampah pada umumnya .
Pada bait 2 : sampah dalam artian majas
Pada bait 3 : melambangkan sesuatu yang tidak baik dan tidak berguna .
Pada bait 4 : sampah di bait 4 seperti seorang hakim yang menerima suapan dari tersangka.
Pada bait 5 : bermakna orang yang berbuat kotor seperti korupsi.
Pada bait 6 : bermakna menyelewengkan hak rakyat .
Pada bait 7 : bermakna kenakalan dan kehahatan sudah merajalela di bangsa Indonesia.
Pada bait 8 : bermakna manusia yang sukses,tetapi tidak menepati janji-janji nya.

Minggu, 26 Oktober 2014

Analisis Puisi - SEPISAUPI

SEPISAUPI
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul siri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya kedalam nyanyi
Sutardji Calzoum Bachri, 1973
(O, Amuk, Kapak, 2002: 70)




Dapat disimpulkan bahwa puisi Sepisaupi karya
Sutardji Calzoum Bachri merupakan puisi
kontemporer yang berisi kata-kata tidak
bermakna secara harfiah. Penyair juga
menggunakan kata yang selalu diawali dengan
afiks se- yaitu sepisau, sepikul, serisau,
sepiasapanya, dan sepukau. Afiks se- ini dapat
dimaknai satu. Kata “sepisaupi” pada puisi ini
merupakan kependekan dari sepi, pisau, dan
pikul. Kata yang tidak mempunyai makna secara
harfiah adalah sepisaupa, sepukau, sepisaupi,
dan sepikau.
Penggunaan vokal /i/, /u/, /a/ ini dapat
menimbulkan suasana gembira, bahagia, riang,
kasih, suci, kecil, ramping, ringan, dan tinggi.
Penggunaan konsonan /s/ dan /p/ menimbulkan
suasana kacau, tidak teratur, tidak
menyenangkan. Efek magis yang murni pada
puisi tersebut juga dapat kita lihat dari
pengulangan-pengulangan (repetisi) seperti pada
mantra. Sepisau, sepisaupa, sepisaupi, begitu
banyak diulang-ulang dalam puisi ini. Puisi-puisi
sejenis ini memang tidak terlalu kuat dalam gaya
bahasa, simbol atau permainan kata. Puisi ini
adalah teori pemecahan (fusi) kata, permainan
bentuk, pemaknaan baru, dan puisi menurut juga
adalah mengembalikan kata pada mantra.
Penyair juga menggunakan kata ganti untuk
menyebutkan Tuhan dengan kata nya yang
ditulis tanpa spasi dengan kata pisau di baris
terakhir. Kata ganti ini juga menggunakan huruf
kapital pada awal huruf kata ganti tersebut.
Penggunaan ini dimanfaatkan oleh penyair untuk
penanda bahwa nya yang dimaksud adalah
Tuhan.
Repetisi yang digunakan oleh penyair terdapat
pada pengulangan afiks se- yang terdapat pada
awal kata. Penggunaan repetisi afiks se- ini
digunakan oleh penyair untuk memunculkan efek
estetik pada puisi. Repetisi juga digunakan oleh
penyair pada pengulangan frasa sepisaupa
sepisaupi. Pengulangan ini digunakan untuk
menekankan frasa sepisaupa sepisaupi.

Analisis ini di buat untuk memenuhi tugas Sastra Indonesia SMA N 1 Boja