Minggu, 26 Oktober 2014

Analisis Puisi - SEPISAUPI

SEPISAUPI
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul siri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya kedalam nyanyi
Sutardji Calzoum Bachri, 1973
(O, Amuk, Kapak, 2002: 70)




Dapat disimpulkan bahwa puisi Sepisaupi karya
Sutardji Calzoum Bachri merupakan puisi
kontemporer yang berisi kata-kata tidak
bermakna secara harfiah. Penyair juga
menggunakan kata yang selalu diawali dengan
afiks se- yaitu sepisau, sepikul, serisau,
sepiasapanya, dan sepukau. Afiks se- ini dapat
dimaknai satu. Kata “sepisaupi” pada puisi ini
merupakan kependekan dari sepi, pisau, dan
pikul. Kata yang tidak mempunyai makna secara
harfiah adalah sepisaupa, sepukau, sepisaupi,
dan sepikau.
Penggunaan vokal /i/, /u/, /a/ ini dapat
menimbulkan suasana gembira, bahagia, riang,
kasih, suci, kecil, ramping, ringan, dan tinggi.
Penggunaan konsonan /s/ dan /p/ menimbulkan
suasana kacau, tidak teratur, tidak
menyenangkan. Efek magis yang murni pada
puisi tersebut juga dapat kita lihat dari
pengulangan-pengulangan (repetisi) seperti pada
mantra. Sepisau, sepisaupa, sepisaupi, begitu
banyak diulang-ulang dalam puisi ini. Puisi-puisi
sejenis ini memang tidak terlalu kuat dalam gaya
bahasa, simbol atau permainan kata. Puisi ini
adalah teori pemecahan (fusi) kata, permainan
bentuk, pemaknaan baru, dan puisi menurut juga
adalah mengembalikan kata pada mantra.
Penyair juga menggunakan kata ganti untuk
menyebutkan Tuhan dengan kata nya yang
ditulis tanpa spasi dengan kata pisau di baris
terakhir. Kata ganti ini juga menggunakan huruf
kapital pada awal huruf kata ganti tersebut.
Penggunaan ini dimanfaatkan oleh penyair untuk
penanda bahwa nya yang dimaksud adalah
Tuhan.
Repetisi yang digunakan oleh penyair terdapat
pada pengulangan afiks se- yang terdapat pada
awal kata. Penggunaan repetisi afiks se- ini
digunakan oleh penyair untuk memunculkan efek
estetik pada puisi. Repetisi juga digunakan oleh
penyair pada pengulangan frasa sepisaupa
sepisaupi. Pengulangan ini digunakan untuk
menekankan frasa sepisaupa sepisaupi.

Analisis ini di buat untuk memenuhi tugas Sastra Indonesia SMA N 1 Boja

0 komentar:

Posting Komentar